Reaksi eliminasi merupakan reaksi peruraian suatu molekul menjadi molekul-molekul lain di mana salah satu molekul dikatakan tereliminasi. Reaksi eliminiasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi pembentukan ikatan rangkap dari ikatan tunggal (kebalikan dari reaksi adisi). Beberapa atom dipisahkan dari sebuah molekol untuk membentuk ikatan ganda atau siklis. Kebanyakan reaksi eliminasi menyangkut kehilangan atom bukan karbon. Reaksi penggantian ikatan berubah dari ikatan tunggal menjadi ikatan rangkap. Pada reaksi ini molekul senyawa yang berikatan tunggal (ikatan jenuh) berubah menjadi senyawa berikatan rangkap (ikatan tak jenuh) dengan melepaskan molekul yang kecil
PERMASALAHAN:
1. Pada kondisi apa terjadi reaksi bersaing antara substitusi dan eliminasi pada substrat yang sekunder?
2. Pada produk eliminasi mengikuti aturan zeitsev,
dimana alkena yang lebih stabil akan dihasilkan lebih banyak dibandingkan
dengan alkena yang kurang stabil. Mengapa hal demikian dapat terjadi?
3.yang ingin saya tanyakan disini ialah jenis reaksi
eliminasi berdasarkan kedudukan H yang tereliminasi, tolong jelaskan?
baiklah saudari mega saya akan mencoba menjawab permasalahan anda yang ketiga yaitu enis reaksi eliminasi berdasarkan kedudukan H yang tereliminasi, tolong jelaskan?
BalasHapusjenis reaksi eliminasi berdasarkan kedudukan H yang tereliminasi ada 2, yaitu:
1. Reaksi Eliminasi β
Reaksi β-eliminasi merupakan reaksi eliminasi dimana unsur H yang dihilangkan terletak pada kedudukan atom karbon β terhadap halogen
2. Reaksi Eliminasi α
Reaksi eliminasi α merupakan reaksi pemutusan atau lepasnya unsur H dan X dari suatu alkil halida yang berada pada posisi atom karbon-alpha
Baiklah saudari mega saya akan menjawab permasalahan nomor dua
BalasHapusDari literatur yg saya baca jawabannya adalah:
alkena kurang stabil karena memiliki tegangan sterik di antara kedua substituennya yang berposisi sama. Hal ini dapat dilihat juga dari perhitungan panas pembakaran yang diperlakukan dalam asam kuat. Cara lain untuk menentukan kestabilan relatif suatu alkena adalah dengan mereaksikan alkena dengan gas H2 menggunakan katalis seperti palladium atau platinum.
Alkena akan lebih stabil dengan peningkatan jumlah substituennya. Hal ini karena dengan peningkatan jumlah substituen pada alkena akan menurunkan ΔH0 hidrogenasi.
nah sedangkan alkana lebih stabil karena tidak ada halangan histerik nya sehingga mudah stabil
Baiklah saudari mega saya akan menjawab permasalahan nomor dua
BalasHapusDari literatur yg saya baca jawabannya adalah:
alkena kurang stabil karena memiliki tegangan sterik di antara kedua substituennya yang berposisi sama. Hal ini dapat dilihat juga dari perhitungan panas pembakaran yang diperlakukan dalam asam kuat. Cara lain untuk menentukan kestabilan relatif suatu alkena adalah dengan mereaksikan alkena dengan gas H2 menggunakan katalis seperti palladium atau platinum.
Alkena akan lebih stabil dengan peningkatan jumlah substituennya. Hal ini karena dengan peningkatan jumlah substituen pada alkena akan menurunkan ΔH0 hidrogenasi.
nah sedangkan alkana lebih stabil karena tidak ada halangan histerik nya sehingga mudah stabil
baiklah saudari mega saya akan mencoba menjawab permasalahan anda yang pertama yaitu Pada kondisi apa terjadi reaksi bersaing antara substitusi dan eliminasi pada substrat yang sekunder?
BalasHapusAdanya persaingan antara reaksi substitusi dan eleminasi disini karena syarat terjadinya reaksi tersebut seimbang dan hampir terpenuhi
misalnya pada reaksi alkil halida dengan suatu basa kuat dan pelarut yang digunakan adalah alkohol yang kurang polar dibandingkan pelarut air , maka keadaan seperti ini akan menguntukan untuk reaksi SN2 atau E2 artinya ada dua kemungkinan disini.
Jadi intinya substrat sekunder akan terjadi reaksi substitusi dan eliminasi jika jumlah relative dari kedua produk tersebut tergantung pada kekuatan basa dan kekuatan nukleofil.
-Reaksi bimolekular (SN2, E2) didukung oleh konsentrasi Nu baik atau B kuat yang tinggi
-Nu baik, B lemah : I–, Br–, HS–, RS–, NH3, PH3 mendukung SN2
-Nu baik, B kuat : HO–, RO–, H2N– SN2 & E2
-Nu buruk, B kuat : tBuO– (sterically hindered) mendukung E2
# pada substrat 2º RX bisa SN2 dan E2